Beranda | Artikel
Jangan Menjadi Korban Media
Jumat, 13 Juni 2014

Umat Islam Korban Media?

Bismillah was shalatu was salamu ‘ala rasulillah, amma ba’du,

Hidup di era kebebasan media, bak hidup di hutan belantara. Harus serba waspada. Jika tidak, bisa menjadi mangsa berita.

Orang menyebutnya era keterbukaan, namun sejatinya adalah zaman penipuan.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menceritakan keadaan manusia di akhir zaman,

سَيَأْتِي عَلَى النَّاسِ سَنَوَاتٌ خَدَّاعَاتُ، يُصَدَّقُ فِيهَا الْكَاذِبُ، وَيُكَذَّبُ فِيهَا الصَّادِقُ، وَيُؤْتَمَنُ فِيهَا الْخَائِنُ، وَيُخَوَّنُ فِيهَا الْأَمِينُ، وَيَنْطِقُ فِيهَا الرُّوَيْبِضَةُ، قِيلَ: وَمَا الرُّوَيْبِضَةُ؟ قَالَ: “السَّفِيهُ يَتَكَلَّمُ فِي أَمْرِ الْعَامَّةِ”

“Akan datang kepada manusia tahun-tahun penuh penipuan. Pendusta dianggap benar, sementara orang yang jujur dianggap dusta. Pengkhianat diberi amanat, sedangkan orang amanah dianggap pengkhianat. Pada saat itu Ruwaibidhah angkat bicara.” Ada yang bertanya, “Apa itu Ruwaibidhah?”. Beliau menjawab, “Orang bodoh (masalah agama) yang turut campur dalam urusan masyarakat.” (HR. Ahmad 7912, Ibnu Majah 4036, Abu Ya’la al-Mushili dalam musnadnya 3715, dan dinilai hasan oleh Syuaib al-Arnauth).

Kedepankan Su’udzan kepada Wartawan

Jika kita perhatikan media yang berkembang di sekitar kita, sebagian besar wartawan yang menjadi kru media liberal, bergelimang dengan dosa dan maksiat. Anda bisa perhatikan, hampir semua stasiun televisi swasta tidak lepas dari yang namanya sex advertising.Presenter wanita dengan busana pamer aurat. Mereka melakukan perbuatan maksiat secara terang-terangan. Standar penyampaian berita dibuat sebisa mungkin jauh dari islam. Nampaknya kondisi maksiat menjadi ’gawan bayi’ dalam dunia broadcasting yang berkembang di tempat kita.

Dengan melihat kenyataan ini, kita bisa memastikan mereka adalah orang-orang fasik. Penyiar berita dengan penampilan mengumbar aurat adalah orang fasik. Bahkan tanpa malu mereka melakukan kefasikannya di depan umum.

Allah memberikan bimbingan, agar kita tidak mudah percaya dengan berita dari model manusia semacam ini. Allah berfirman,

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنْ جَاءَكُمْ فَاسِقٌ بِنَبَإٍ فَتَبَيَّنُوا أَنْ تُصِيبُوا قَوْمًا بِجَهَالَةٍ فَتُصْبِحُوا عَلَى مَا فَعَلْتُمْ نَادِمِينَ

Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang Fasik membawa suatu berita, Maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu. (QS. Al-Hujurat: 6)

Terlebih, hampir semua berita, terutama yang terkait konflik di tempat kita, sangat sarat dengan tendensi ideologi dan opini. Karena itu, menelan mentah-mentah sebuah informasi dari media massa adalah sebuah kesalahan besar, sehingga terjadilah seperti yang Allah firmankan, ’menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu’.

Waspada! Munafik yang Pandai Bicara

Dari Umar bin Khatab radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِنَّ أَخْوَفَ مَا أَخَافُ عَلَى أُمَّتِي كُلُّ مُنَافِقٍ عَلِيمِ اللِّسَانِ

Keadaan yang paling aku takutkan menimpa umatku, setiap orang munafik yang pinter bicara. (HR. Ahmad 143 dan dishahihkan Syuaib al-Arnauth).

Bad news is good news. Prinsip paling jahat yang menjadi acuan dunia media. Terlepas apakah berita itu mendidik ataukah tidak. Bagi media, itu tidak penting. Yang lebih penting, bagaiaman mereka bisa membumikan ideologi dan pemikirannya, melalui alat yang disebut informasi. Sejuta kata indah, bisa memoles dusta menjadi berita.

Jangan Menelan Berita Mentah-mentah

Kami tidak akan memberikan banyak komentar untuk bagian ini. Karena Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam telah memberi nasehat tegas masalah ini,

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

كَفَى بِالْمَرْءِ كَذِبًا أَنْ يُحَدِّثَ بِكُلِّ مَا سَمِعَ

Cukuplah seseorang dianggap pendusta, ketika dia menceritakan semua berita yang pernah dia dengar. (HR. Muslim dalam Muqadimah shahihnya dan Ibnu Abi Syaibah dalam al-Mushannaf 25167).

Pernyataan Imam Malik rahimahullah,

عن ابن وهب: قال لي مالك اعلم أنه ليس يسلم رجل حدث بكل ما سمع ولا يكون إماما أبدا وهو يحدث بكل ما سمع

Dari Ibnu Wahb: Imam Malik berkata kepadaku: Ketahuilah, sesungguhnya orang yang menyampaikan setiap berita yang dia dengar itu tidak diterima. Seseorang tidak bisa jadi pemimpin selamanya, jika dia suka menyampaikan setiap yang dia dengar. (HR. Muslim dalam Mukadimah Shahihnya)

Allahu a’lam.

Ditulis oleh: Ustadz Ammi Nur Baits (Dewan Pembina Konsultasisyariah.com)


Artikel asli: https://konsultasisyariah.com/22790-jangan-menjadi-korban-media.html